Resensi Buku Imam Syafi’i Pejuang Kebenaran

Judul Buku        : Imam Syafi’i Pejuang Kebenaran
Penulis              : Abdul Latip Talib
Penyelaras Bahasa: Wahyu Elvina, S.S.
Penerbit            : Emir Cakrawala Islam, imprint dari Penerbit Erlangga
Tebal halaman  :277












Buku ini merupakan salah satu buku sejarah terlaris yang beredar di Malaysia. Saat ini di Indonesia pun sudah bisa anda temukan. Dalam buku kali ini anda akan menemukan pepatah yang akan menjagamu dunia akhirat. Pepatahnya adalah 

Tuntutlah ilmu sebanyak mungkin karena ia akan menjagamu dan membuatmu bercahaya di dunia dan di akhirat.”

Imam Syafi'i memiliki nama lengkap Abū ʿAbdullāh Muhammad bin Idrīs al-Syafiʿī atau Muhammad bin Idris asy-Syafi`i. Beliau sangat terkenal di kalangan umat islam. Bahkan ulama besar ini memiliki banyak pengikut melalui mazhab Syafi’i. 

Dalam buku yang berhalaman 277 ini, penulis memaparkan tentag kisah hidup dan perjuangan Imam Syafi'i dalam menegakkan kebenaran. Bahkan beliau dikenal juga memiliki garis kerabatan dengan Rasullulloh Saw dari keturunan al-Muthalib. Salah satu saudara beliau Hasyim yang merupakan kakek Muhammad.

Riwayat Hidup Imam Syafi'i sangat terkenal di kalangan umat islam. Pada levelnya terkenal pula ulama ulama besar seperti Imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal (Mazhab Hambali), Imam Abu Hanifah (Mazhab Hanifah) dan Imam Malik (Mazhab Maliki). 

Mereka dikenal memiliki kepribadian yang luar biasa, walaupun memiliki madzhab yang berbeda beda, namun mereka tidak pernah sekalipun berselisih. Bahkan tidak pernah memaksakan pengikutnya untuk melakukan tindakan tanpa didasari AlQuran dan Hadist. 


Setiap perkara yang telah saya ucapkan jika bertentangan dengan sabda Rasulullah SAW, maka sabda Rasulullah itu lebih penting untuk ditaati.” ~ Imam Syafi’i


Dalam buku Imam Syafi’i Pejuang Kebenaran ini diceritakan mengenai kisah hidupnya mulai dari dilahirkan di Gaza, Palestina pada bulan Rajab 150 Hijriah. Hingga menjadi anak yang cerdas mengedepankan ilmu pengetahuan dan berjibaku dengan hidup yang sangat menakjudbkan. Beliau berjuang mengakkan keadilan dan kebenaran. Menyusun 113 kitab selama hidupnya. Hingga beliau meninggal di usia 54 tahun di Mesir. 

Hal yang masih teringat dari buku itu adalah pesan yang disampaikan beliau, 

Sabar dalam menghadapi musibah adalah sebesar-besarnya arti sabar. Sabar itu memerlukan kesabaran pula. Ada pun celaka dan musibah, menunjukkan adanya perhatian dan kasih sayang Allah. Oleh karena itu, bersyukurlah sebab bersyukur yang seperti itu adalah setinggi-tingginya arti syukur.”

Siapa yang ingin meninggalkan dunia dengan selamat, hendaklah ia mengamalkan perkara berikut: mengurangi tidur, mengurangi makan, mengurangi bicara, dan merasa cukup dengan rejeki yang ada.”

Perbanyaklah menyebut Allah daripada menyebut makhluk. Dan perbanyaklah menyebut akhirat daripada menyebut dunia.”

Berbuatlah sebanyak-banyaknya amal saleh karena itu merupakan dinding dan perisai orang mukmin dan pelindung dari serangan iblis.”

Semoga buku itu memberikan dampak positif bagi hidup kita. Selamat membaca kawan.

@badinesia
Badi
Badi

Previous
Next Post »

Post Comment