Masihkah Pemilu pantas untuk dilakukan?

Kian hari negeri ini kian menjadi. Kian hari pula saya mulai tidak percaya dengan cara kita menentukan seorang Pemilih. PEMILU, ya dengan cara itu kita salin mengumpulkan suara untuk memperoleh kesepakatan siapa yang akan memimpin negeri ini. Pemilu menghabiska banyak sekali dana hanya untuk menentukan diantara dua atau tiga pilihan saja.

Seharusnya kita sadar sedari awal, dalam pemilu semua suara dianggap sama. Saya kurang sependapat ketika suara profesor atau orang orang yang ahli lainnya disamakan dengan dia yang baru belasan tahun dan belum lama membuat KTP. Bayangkan saja, bagaimana ini menjadi ketimpangan yang luar biasa besarnya. Mengingat berapa banyak prosentasi orang orang yang bener bener memilih untuk masa depan dan mereka yang memilih hanya untuk sebatas menunaikan hak nya saja sebagai warga negara. 

Alhasil, karena mayoritas orang yang memilih adalah bukan orang yang berpendidikan dan memiliki pengetahuan mengenai kepemimpinan, yah mereka akan cenderung untuk memilih orang-orang yang populer di kancahnya. Mungkin artis termasuk dalam kategori ini.

Bahkan tidak jarang mereka yang menggadaikan hak pilihnya demu selembar uang, demi sesuap nasi. Terlebih bagaimana mereka yang termasuk dalam golongan putus asa (Golput) yang jumlahnya hampir sama dengan dengan yang memberikan suara. Mungkin jika ada hak untuk mengambil suara dari golput pasti hampir dipastikan akan menang.

Herankah ada ketika banyak orang kita, indonesia yang saling berebut kursi kekuasaan dalam pemerintah. Jadilah bursa pemilihan pemimpin negeri ini menjadi bak politik dagang sapi yang saling tawar menawar untuk mendapatkan kursi kepemimpinan.

Siapa yang punya modal dialah yang bisa mencalonkan diri sebagai pemimpin di negeri ini. Siapa suka politik siapa pula suka partai...

Masih pantaskah pemilu dilakukan di negeri ini? tidak adakah cara lain yang lebih pantas untuk mmilih calon pemimpin bangsa di negeri kita. Kalau masih menjadi momok pemilihan dengan saweran dan perjualbelian hak suara. Mending pemilu ini tak usah diadakan sekalian, toh kalo pemimpin kita cooperatif dan memperhatikan kesejahteraan masyarakatnya siapa yang ga mau, toh pula dana yang begitu banyanya yang digunakan untuk pemilu bisa digunakan untuk hal hal yang lebih bermanfaat lainnya untuk kesejahteraan masyarakat.
Badiuzzaman
Badiuzzaman

Previous
Next Post »

Post Comment