Mereka masih asing

Di dunia ini sangat banyak organisasi-organisasi dunia yang mengatasnamakan kemanusiaan, kelestarian alam, keadilan atau apapun itu.

Saya beberapa kali bergaul bersama teman-teman yang dari negeri belahan bumi yang lain. Layaknya seorang teman, namun jangan pernah mengira bahwa mereka punya maksud lain. Bayangkan saja, kita terkadang memperlakukan mereka secara berlebihan, atau mungkin ada yang menganggap mereka pintar, atau lebih pintar dari kita. Mungkin kecanggihan teknologi  mereka jauh lebih berkembang dari kita, ilmu pengetahuan pun mungkin lebih. Tapi jangan sampai kita didikte terus oleh negara-negara adidaya.
Setujukah anda jika kita berhutang untuk pembangunan, kemudian kebijakan pemerintah Indonesia terpengaruh oleh mereka?. Tentu tidak. Inilah yang sebenarnya terjadi di negeri tercinta ini. Tidak dijajah secara fisik tapi non-fisik.

Bukan ciri negara merdeka...!!!

Segera lunasi hutang kita, jadilah independen Country.

Mungkin di satu sisi baiknya, saya salut dengan teman-teman dari NOAA, FAO, FIP, dan NGO internasional yang banyak memberikan masukan untuk Indonesia.

Namun tatkala Simposium kemaren saya mulai banyak berfikir. Bersama dengan Pak Dekan FPIK UNDIP kita duduk bersama. si Bule, saya trus pak Dekan. Ada satu hal yang membuat saya menemukan pemikiran baru.

Ketika itu si bule ketika presentasi seolah menciutkan sekali bangsa indonesia. Perikanan indonesia tak ada pengelolaanlah atau apalah. Nah langsung deh pak Dhe (sebutan untuk pak dekan) nembak balik ke para bule ini.
Dalam bahasa indonesia begini.
"sebenarnya anda-anda kesini itu untuk apa?. Perikanan kita lebih kaya dari pada negara anda. Kita pun sudah berupaya untuk melakukan pegelolaan. Model pengelolaan di negara anda berbeda dengan negara kami. Ikan di sini sangat beraneka ragam. Ada pula model kearifan lokal yang harus dijaga. Anda harus tahu itu..."

Suasana ruangan panas, semua diem seribu kata. Salut pakde...

Beginilah seharusnya pemimpin, tegas dan jelas. Jangan sempoyongan andhap asor dengan kesewenangan negara lain.
Badi
Badi

Previous
Next Post »

Post Comment