Kesatria berjaring

Setiap orang berhak untuk memilih jalan hidupnya masing masing. Namun kalau mereka terus-terusan memilih jalan yang salah setiap waktu dan generasi. Sehingga membuat masyarakat itu tak pernah berkembang?. Siapa yang salah.? Yang salah jelas mereka yang mengerti tapi tak memberi pengertian.

Kebetulan saya berkecimpung di dunia yang tidak banyak orang kenal. Perikanan. Identik dengan kehidupan nelayan yang miskin dan kumuh. Di sisi lain dengan sumberdayanya yang melimpah dan memperkaya mereka yang sudah kaya. Semua tahu itu, nelayan kecil itu merefleksikan warga yang dijajah oleh negara sendiri. 

Dokumentasi pribadi
Ingat kata seniman Jogja beberapa saat lalu, kurang lebih begini. "Negeri ini pernah dijajah 350 tahun lamanya. Betapa bodohnya kita. Tapi kita berkembang sekarang, dan berkutat dengan perebutan kekuasaan juga. Mungkin negeri ini jauh berkembang dari saat ini jika sekarang masih di jajah oleh negara lain."

Nelayan, sosok yang mencurigakan negara lain dan seperti tak dianggap oleh negeri sendiri. Sering dengar nelayan yang ditangkap, disandera, dipenjara dan dibakar kapalnya di perairan Indonesia sendiri kan?. Oleh warga asing.

Sudah banyak yang membahas soal kemiskinan mereka dari sudut pandang finansial, dan lainnya. Nah berhubung saya sering iseng (tepatnya penelitian) mengikuti keseharian. Mulai dari kehidupan di masyarakat hingga di laut. 

Ada dialog yang memprihatinkan. 

"Pak, sudah berapa tahun jadi nelayan?"
"Sejak kecil mas.."
"Anak bapak kerja apa?."
"Nelayan juga sejak kecil."
"Trus cucu bapak nanti pengen jadi apa?"
"Nelayan saja lah..."
"Ini kapal sudah berapa tahun?"
"Sejak saya kecil mas.."

Turun temurun...!!! mereka terjebak dalam pekerjaan yang sama sekali mereka tidak bisa kembangkan. Bayangkan saja sudah puluhan tahun melakukan pekerjaan sebagai nelayan tapi mereka tak pernah bisa berkembang. Banyak alasan mereka. tapi satu yang paling dominan adalah PENDIDIKAN. Bahkan banyak diantaranya yang masih buta huruf. Anehnya negeri ini.

Pola pikir yang sama sekali belum terbuka (sebagian besar nelayan kecil) membuat mereka tak pernah berfikir diluar itu. Setiap subuh mereka berangkat melaut, pulang sore hari. Capek istirahat. Malem nonton TV. Yang muda sekolah sampai ujung ujungnya SMP, syukur sampe SMA. Sudah. Kehidupan keluarga mereka gitu-gitu saja... 

Sebagian dari mereka menganggap, buat apa sekolah.Toh ikut melaut saja sudah bisa makan dan dapet duit.

Lantas siapa yang bakalan bisa memutus rantai penderitaan mereka?

lihat halaman 2014


@badinesia


Badi
Badi

Previous
Next Post »

Post Comment