Gambar Buku Effective Presentation |
Judul :
Effecticve Presentation
Penulis :
Ros Jay & Antony Jay
Pengalih
Bahasa :Yulita Tirtoseputro
Penerbit :
PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia
Cetakan :
III
Tebal : 195
halaman
ISBN ` : 978-694-805-2
Seperti halnya buku-buku luar yang pernah saya baca.
Kalimat-kalimat yang digunakan merupakan kalimat murni terjemahan yang cukup
sulit untuk dipahami. Mungkin akan lebih mudah dipahami jika masih dalam bentuk
utuh pakai bahasa inggris. Tapi setidaknya walaupun harus menggunakan
konsentrasi yang lebih buku ini memberikan banyak pengetahuan dan bahkan
gambaran mengenai presentasi menurut sudut pandang orang barat. Memang tak
semuanya saya sependapat dengan apa yang dituliskan di sini tapi bersikap
dewasa dan saling memahami pandangan masing-masing orang mungkin itu lebih
baik.
Dalam buku ini dijelaskan secara mendetail mengenai cara
untuk menyusun presentasi seefektif mungkin. Mulai dari perencanaan, menggunakan
alat peraga, tangan kosong, sampai menggunakan
Power point pun dijelakan sampai detail terkecil. Misalnya penggunaaan
warna yang tepat, karena di buku ini dituliskan
ada yang namanya psikologi warna. Atau bahkan penggunaan warna latar
yang berbeda untuk urusan bisnis dan perusahaan setiap masing-masing negara. Saya
baru tahu itu dari buku ini walaupun saya belum membuktikan kebenarannya, tapi
sejauh ini saya cenderung percaya dengan yang dikatakan dalam buku ini.
Penulis dari buku ini adalah saudara kakak
beradik yang bergerak di bidang kepenulisan ilmu-ilmu populer. Bahkan Antony
Jay adalah produser sebuah acara televisi terkenal. Ia adalah penggagas, Yess, Minister, sebuah komedi BBC yang ditayangkan dalam waktu lama dan
memenangkan BAFTA –penghargaan dunia televisi di negeri barat-. Kekayaan
pengalaman dalam berpresentasi dan mendengarkan presentasi inilah yang membuat
mereka berdua menuliskan dalam sebuah buku setebal 195 halaman ini.
Mungkin boleh saya mengatakan bahwa tepatnya
untuk model presentasi yang dijelaskan di buku ini adalah presentasi
profesional. Presentasi para profesor untuk hasil penelitiannya, Presentasi
produk pada konsumen, Presentasi kelompok riset pada divisi pengembangan,
Presentasi ide iklan pada klien, sampai presentasi yang dilakukan oleh pers
serta publik. Arti presentasi yang dituliskan disini jelas sangat luas. Bukan
sekedar presentasi tugas dan makalah yang biasa kami lakukan di kampus. Tapi
ternyata lebih banyak lagi hal-hal yang harus dipelajari dan dijadikan
pegangan. Presntasi bukan hanya satu atau dua jam selesai bahkan berhari-hari
dengan puluhan jam yang tersedia. Walaupun tak seekstrim itu tapi perencanaan
akan sangat dibutuhkan di sini.
Dalam buku ini dijelaskan pula bahwa seorang
presentator yang bijak tidak akan mengatakan berapa lama waktu yang disediakan
oleh panitia untuk memberikan presentasinya tapi justu sebaliknya. Seberapa
lama waktu yang bisa saya berikan untuk anda para pendengar. Terdengar
membingungkan juga sih tapi yang jelas kita tidak boleh merasa lebih dari para
peserta pendengar dan tak boleh sombong.
Buku ini juga memberikan banyak tips agar
membuat para pendengar tidak boring dengan apa yang kita sampaikan. Agar bisa
tertawa karena tertawanya mereka dan kita para presentator itu merupakan sebuah
rasa kemanusiaan dan kesetaraan. Kita tertawa bersama berarti kita adalah
manusia yang merasa setera dan muncul sense
of humanity diantara kita. Jangan tinggalkan joke yang membuat presentator
dan pendengar menjadi semakin dekat dan jangan pula memberikan joke yang menyinggung beberapa belah pihak dan justru
akan menjatuhkan kita.
Dibalik semua kelebihan buku ini pasti ada kurangnya. No book is perfect. Terkadang ada
beberapa pembahasan yang tidak saya senangi. Beberapa pembahasan yang terlalu
sederhana dan sepertinya tidak begitu penting ada di buku ini. Beberapa kali
tips yang disebutkan oleh penulis juga terasa basi untuk dibaca, ringan boleh
tapi jangan terlalu ringan seperti ini. Seperti bumbu penyedap yang sama sekali
tak berpengaruh terhadap rasa makanan itu.
Koreksi juga untuk penerjemah buku, terkadang memang
beberapa frasa tidak bisa diterjemahkan dalam bahasa indonesia. Kalau memang
tidak bisa tidak usah dipaksakan. Itu menyebabkan kata itu sangat klise dan
sama sekali tidak cocok dengan kalimatnya. Lebih baik mungkin tetap ditulis
dalam kata aslinya atau diberi catatan
kaki agar pembaca bisa mengerti maksud sesungguhnya si Penulis.
Terimakasih penerjemah dan penulis buku.
Semarang, 31 Desember 2012
Badiuzzaman
Post Comment
EmoticonEmoticon