Lemah yang Kuat


“Prak…!!!” suara gempuran telapak tangan mendarat di pipi seorang lelaki. Orang-orang yang sedang melintas di taman terkejut dan menjadikannya sebagai bahan tontonan. Tak ada yang melerai atau berusaha untuk menghentikan pertikaian itu. Suasana hening seketika setelah suara tamparan itu memekik keras di tengah keramaian taman KB. Suara burung yang berkicau dengan riang mendadak senyap dari peraduan. Tarian angin mulai berhenti sejenak untuk menghormati peristiwa langka itu. Ratusan pasang mata mendadak tertuju pada satu titik. Namun seolah mereka berdua tak pernah mengindahkan intaian para pengunjung taman KB itu.

Keheningan tak berlangsung lama. Percakapan pun dimulai, dengan nada keras. Mungkin agar semua tau tak lagi ada rahasia diantara mereka.

“Lex, kamu udah ga sayang lagi sama aku?!!” suara lantang dan keras seolah ingin menyaingi suara guntur di siang bolong.
“Gak usah keras-keras sayang, malu dilihat orang. Maksudnya apa sih?” Terdengar suara Alex dengan nada memelas.
“Kamu ini maunya apa sih?, kalo mau putus bilang aja putus. Tak usah kaya gini deh, aku pusing”
“Emang masalahnya apa? Cerita dong” Alex terlihat begitu sabar melawan pacar yang sudah hampir satu tahun lamanya mereka bersama.
“Gak usah belagak bego deh.. ngaku aja?” pitam sudah terlanjur naik, Renda tak bisa menurunkan nada suaranya.

Tiba-tiba datang seorang perempuan yang terlihat sebaya dengan mereka datang menghampiri. Alex mendekatkan hidungnya pada pipi perempuan misterius ini. Entah berbisik atau apa tak ada seorang pun yang tahu kecuali mereka berdua.

“Alex…!!! Itu,.. siapa? Nah loe ketangkap basah sekarang. Mau bela apa lagi? Sudahlah, semuanya sudah jelas. Mulai saat ini kita putus. Aku tak lagi mau melihatmu. Pokoknya aku tak mau lagi menerima penjelasan apapun darimu. Semua sudah terlihat di depan mata kepalaku sendiri… Sudah puas kamu sekarang”
“Sayang… ini bukan….” Alex ingin mebuat pembelaan tapi suaranya terpotong oleh nada keras Renda.
“Sudahlah, ga usah lagi panggil aku sayang. Tak ada lagi yang perlu dijelaskan. Semuanya sudah jelas. Kamu sudah merusak hubungan kita dan sekarang aku tak mau lagi mengenalmu.

Liuk-liuk pepohonan tiba-tiba berhenti bergoyang. Suara deru kendaraan bermotor tetap langgeng menghempas suasana. Tapi sekarang beda. Suara lekikan Renda memecahkan semua suara yang ada di sana. Semua pengunjung taman tiba-tiba melirik sinis ke arah Alex. Suasana menjadi tegang tak bersuara.

Gadis misterius itu seolah tak mengerti apa-apa. Gadis cantik dan polos ini mengerutkan kening dan berucap.
“kak Renda?..” ucapan halus dan tulus keluar dari mulut gadis berparas hampir sempurna itu.
Renda terkejut dan tidak pernah menyangka ternyata gadis tak dikenal itu malah justri mengenalnya. Uluran tangan gadis ini ingin menyalami Renda, tapi renda acuh dan justru memalingkan mukanya dengan kasar.

Renda barjalan cepat tanpa kata-kata, menjauh dari mereka. Tiba-tiba terdengar suara Alex membuatnya berhenti.
“Sayang, Ini Santi yang dulu aku ceritakan.”

Mata Renda mendadak berlinang. Tubuhnya terasa bergetar dan tak lagi terkendali. Kaki mendadak lemas tak lagi mampu menopang tubuh indahnya. Bibir membeku tak berdaya. Jemari tak lagi bisa bergerak sedikitpun. Mendadak Renda menarik nafas singkat dan terdiam. Tubuhnya kini tersungkur di pelataran taman. Dengan kepala tertunduk Renda sangat malu dengan apa yang baru saja ia ucapkan.

Beberapa bulan yang lalu Alex pernah menceritakan bahwa dia memiliki seorang sepupu yang terkena leukimia. Bahkan divonis dokter tak bisa bertahan sampai satu tahun. Semua pengobatan sudah dilakukan tapi tak ada hasil apapun. Salah satu permintaan sepupu Alex itu adalah ingin ke semarang. Jalan-jalan di kota lama dan lawang sewu berdua dengan Kaka sepupunya itu.

Maaf kalau ceritanya singkat. Intinya saya selain sedang belajar mengembangkan konflik, saya juga ingin menanamkan pada pembaca bahwa semua permasalahan pasti dapat diselesaikan dan jangan pernah terburu-buru mengambil kesimpulan jika premis yang kita dapatkan  belum lengkap. Be Positive thinking…

_Badiuzzaman

Badiuzzaman
Badiuzzaman

Previous
Next Post »

Post Comment

2 komentar

An
AUTHOR
December 16, 2012 at 12:16 AM Reply Delete Delete

kalo ini konfliknya sudah cukup keliatan. Namun demikian, untuk judulnya, masih kurang relevan, yah? Kalo menurutku, ini berhubungan dengan prasangka.

avatar
Badiuzzaman
AUTHOR
December 19, 2012 at 3:10 AM Reply Delete Delete

Mercy...
lagi semangat nulis ni mba..
kasi tips ambil jugul yang membuat orang tertarik membaca tapi juga relevan dengan isi cerita dong mba..
oh ya, nanti kalo naskah novelku dahh selesai minta bantuan direvisi ya mba..
:)

avatar