Isteri Terhebat



Semerbak bau parfum tiba-tiba menggedor pintu kamarku. Membuatku penasaran sebenarnya bau apa ini. Wangi yang tak asing setiap hari tercium olehku. Tapi seolah aku tak mengenalinya. Di tengah kepulan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul, pagi ini aku tekadkan untuk segera bangun. Walaupun matahari sudah mulai terlihat rona yang tak lagi ramah. Hawa dingin sudah tak lagi setia di pagi itu.

Kembali aku bangun kesiangan, beragam agenda bertumpuk di tengah meja kerjaku dan harus segera ku selesaikan. Satu demi satu acara kantor harus aku datangi beberapa jam lagi. Entah kenapa akhir akhir ini aku tidur kemalaman dan alhasil bangun pun tak bisa tapat waktu. Biasanya istriku membangunkanku tepat diwaktu adzan subuh. Namun kali ini berbeda.

Kembali aku tak bisa menemukan bau wangi yang sedari tadi meraba-raba bagian dalam hidungku. Aku mulai sadar kalau pagi ini adalah hari yang spesial untuk istriku. Dia ulang tahun, tapi apa yang bisaaku berikan di sela kepadatan jadwal kantor hari ini. Istriku tak ada ketika aku bangun, mungkin sedang di dapur menyiapkan sarapan. Dengan sigap aku mencari belahan hatiku itu. Tapi tak ku temukan dia disana. Semua sudut rumah telah aku jamahi tapi tak kunjung ku temui. Aku pikir mungkin dia sedang berbelanja di pasar. Tapi apa sepagi ini.

Aku tak boleh larut dengan satu hal, harus aku siapkan untuk kegiatan kantor siang ini. Tak lama aku berkemas, semua telah siap dan mobil pun sudah siap melaju dengan kesat ke kantor yang telah ku bangun dengan keringat sendiri. Memang aku pemilik dominan kantor itu tapi seolah aku tak bisa mengatur jadwalku seenak sendiri. Karena perjanjian kantor tetaplah sebuah perjanjian, semua harus mendapat porsi kerja yang sama sesuai jabatan selama ada disana.

Setiap saat aku teringat keadaan istiku, sudah aku telepon namun tak pernah ada jawaban. Mungkin dia sedang sibuk, tapi hari ini terasa sangat berbeda. Aku sms tak ada balasan. Di waktu jam-jam akhir kerjaku ada sms dari istriku. “Temui aku di tempat pertama kali kita ketemu”. Waw, aku sudah tak lagi ingat dimana kita pertama kali bertemu. Mungkin di rumahnya, di taman gazebo tengah kota atau di puncak. Pikiranku semakin kalut karena tak lagi ada satu tempat yang ku ingat. Baru setelah aku membuka-buka kembali album kenangan kita, aku teringat dengan satu tempat yang hanya kita berdua yang tahu.

Bukit cinta, kami namakan bukit itu dengan keinginan kami sendiri. Tampa berpikir panjang aku langsung menerobos hiruk pikuk keramaian kota di sore hari. Satu jam perjalanan aku tempuh sampai disana. Aku bertemu dengan penjaga taman bukit, namun dia tak tahu jika ada seorang gadis yang datang ke sana. Hatiku mulai gundah, dan aku panggil nama istriku dengan sekeras mungkin.

Dialah sosok orang yang paling romantis di dunia ini. Tuhan benar-benar adil untuk mengimbangi orang yang romantis seperti dia, datanglah aku seorang pria jayus yang selalu kaku dalam suasana.

Istriku tiba-tiba memeluku dari belakang, menutup mataku seolah mau bermain tebak-tabakan. Bau wangi itu kembali muncul dan baru teringat kalau parfum itu adalah parfum yang istriku kenakan ketika kita pertama kali bertemu dahulu.

Bahagi campur sedih datang gi kepalaku bahagia karena aku mendapatkan istri yang begitu cantik dan romantis. Sedih karena aku tak bisa membahagiakan dia. Istriku pun berkata satu masalah yang sampai saat ini berusaha menggerogoti rumah tangga kami. “Papa, maafin aku, aku kita tak bisa memiliki keturunan seperti keluarga yang lain”.

Mataku berlumuran keringat mendengar hal itu, aku tak bisa menahan perasaan dan tak bisa membayangkan bagaimana menderitanya seorang istri yang tak bisa memberikan keturunan untuk suaminya. Ku pegang erat kedua tangan istriku dan ku pandang matanya yang berbinar-binar. “Hidup ini sudah ditakdirkan oleh Alloh, dan direncanakan yang terbaik untuk umatnya, Kau adalah istri terhebat yang pernah ada di bumi ini. Aku sangat menyayangimu”

 Badiuzzaman
Badiuzzaman
Badiuzzaman

Previous
Next Post »

Post Comment

8 komentar

Hujan Gerimis
AUTHOR
October 27, 2012 at 10:59 AM Reply Delete Delete

Subhanallah ya.. Kekuatan cinta bisa melihat kekurangan menjadi rasa syukur yang tiada habisnya.. Nice fiction badi, i like ur story :)

avatar
Badiuzzaman
AUTHOR
October 27, 2012 at 11:50 AM Reply Delete Delete

Sukron mba Rinay...
Dengan cerita kita belajar hidup lebih baik... :)

avatar
Badiuzzaman
AUTHOR
November 1, 2012 at 3:42 AM Reply Delete Delete

Thankz laras, tulisanmu jg bagus ko...

avatar
An
AUTHOR
November 1, 2012 at 2:25 PM Reply Delete Delete

PPnya ga nguati, dek..Hehe.. meski ada kata yang keliru, mungkin salah ketik kali,yah.. *misal aja; 'akhir akhir' ini (harusnya pake tanda penghubung), trus apalagi yah. Kata 'tebak-tabakan' dan 'bahagi'.

Trus juga alur yang dipercepat, si suami mau berangkat kerja atau nyari isterinya dulu? hihi..kasihan atuh, si suami muter-muter nyari isterinya dulu sebelum berangkat kerja :D

avatar
Badiuzzaman
AUTHOR
November 8, 2012 at 4:34 AM Reply Delete Delete

haha.. biar jadi motivasi untuk cepat-cepat berkeluarga.. hehe..maap salah penulisan, kurang teliti..
kadang nyusun alur biar rapi masih susah mba/.
mohon bimbingannya,,
matur nuwun mba, koreksinya..
semoga semakin banyak koreksi lagi biar semakin baik.. amin..

avatar