500 Juta dibuang untuk belajar

Kurang dari dua puluh empat jam akhirnya telah selesai membaca 2 buku. Dan yang paling mengherankan aku mendapatkan cerita yang hampir sama dari dua buku itu. Cerita mengenai sikap seorang kepemimpinan yang ada di sebuah perusahaan. Kurang lebih akan aku ceritakan dalam versi lain tetapi masih memiliki esensi yang sama.

Suatu ketika ada seorang eksekutif muda yang sedang menjalankan sebuah proyek besar perusahaan nilainya tidak tanggung-tanggung lebih dari 2M. Sebut saja orang ini dengan nama Arman, dia merupakan karyawan yang masih berumur jagung. Namun berkat ketekunannya belajar dan beradaptasi dalam dunia kerja dia mampu diterima oleh banyak orang di lingkungan kerjanya. Termasuk dengan atasannya. Bahkan dia menjadi salah satu orang yang paling dipercaya di kantornya.

Sampai suatu ketika dia mendapat tawaran langsung dari atasan yang paling dekat dengannya untuk memimpin proyek pembangunan mall di pusat kota dengan anggaran yang sangat fantastis. Pada awalnya Arman menolak dengan halus karena dia merasa belum cocok dan belum saatnya untuk mengemban tugas yang begitu berat itu. Hingga setelah 3 hari lamanya dia diberi kesempatan untuk memikirkan keputusan yang sulit ini, dengan dorongan dari semua pihak dia akhirnya menerima tawaran itu dengan banyak pertimbangan.

Arman tidak menyia-nyiakan kepercayaan yang telah diberikan kepadanya, namun setelah proyek itu berjalan, dia tak pernah mengira akan sesulit ini. Bahkan tugas yang satu ini sangat menyita waktu dan tenaganya. Hampir 24 jam penuh dia memusatkan pikirannya untuk keberhasilan proyek ini. Namun di tengah pekerjaan proyek yang membutuhkan perhatian khusus dia jatuh sakit dan terpaksa harus di opname di rumah sakit.

Satu minggu dia habiskan untuk memulihkan kesehatan, ternyata waktu satu minggu terlalu berharga untuk ditinggalkan. Inti cerita proyek ini tidak bisa diselesaikan tepat pada waktunya dan perusahaan menelan kerugian lebih dari 500 juta rupiah.

Sulit dibayangkan akan ditutup dengan apa kerugian perusahaan yang diakibatkan oleh keteledoran dirinya. Hingga pada awal kerja dia membulatkan tekad untuk bertemu pres dir. perusahaan dan melayangkan surat pengunduran diri karena kinerjanya yang sangat memalukan.

"Selamat pagi pak!" ucap arman ketika pertama masuk ruang pres.dir
"Pagi, silahkan duduk.." sambut pak presdir dengan nada dingin.
"Begini pak,. saya...."
"Sudahlah tak usah diteruskan saya mengerti, saya pernah berada pada posisi yang sama dulu ketika pertama kali menjadi karyawan. Dulu 27 tahun yang lalu saya selalu giat bekerja hingga suatu ketika saya mendapat promosi jabatan menjadi kepala manajemen pemasaran. Saya pun tak pernah menyiakan kesempatan emas seperti ini. Namun rupanya tidak semua rekan kerja saya menerima kenaikan jabatan ini. Saya pun dicerca banyak sekali fitnah hingga keputusan untuk re-sign pun saya lakoni. Namun bukan itu yang atasan saya inginkan. Saya ditempatkan di perusahaan cabang yang lain dan disinilah saya menetap dan sampai seperti ini sekarang. Kamu harus tetap disini."
"Maksud bapak.?"Tanya arman masih sedikit kurang mengerti.
"Kamu harus tetap mengabdi pada perusahaan ini karena sudah banyak pengorbanan dan biaya training yang kami berikan untukmu, temasuk biaya kerugian itu saya anggap sebagai biaya training yang tak bisa tergantikan lagi."
"Begitu pak, saya mengerti. Mulai saat ini saya akan berusaha untuk menjalankan tugas semaksimal mungkin pak..." Ucap Arman seolah terkumpul kembali jiwa mudanya,
Badiuzzaman
Badiuzzaman

Previous
Next Post »

Post Comment