Pendekatan yang harus dilakukan oleh seorang Pemimpin


Kepemimpinan bukanlah sebuah hal yang asing di benak kita. Semua lini kehidupan pasti memiliki pemimpin. Begitu pula dengan kita, kita adalah seorang pemimpin bagi diri kita sendiri atau mungkin pemimpin bagi orang lain maupun organisasi. Kepemimpinan bukanlah sebuah bakat yang dimiliki oleh seorang tertentu saja. Namun  semua orang memang sudah ditakdirkan menjadi seorang pemimpin, hanya saja masalahnya terdapat pada proses pembelajaran pribadi dan pengedalian diri kita.
Banyak pemimpin yang salah menafsirkan sebuah misi dan misi dari sebuah kepemimpinannya, bahkan tidak jarang pemimpin yang kurang memahami arti kepemimpinannya itu sendiri. Beberapa hal perlu dilakukan dalam pendekatan kitas sebagai seorang pemimpin, terutama pemimpin bagi orang lain. Hal ini dianggap penting ketika kita berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sesuatu yang menjadi kewajiban bag seorang pemimpin adalah bisa diterima oleh lingkungannya sendiri dan mampu membangun atmosfer kepemimpinanya.
Berikut beberapa pendekatan yang bisa kita lakukan sebagai pembelajaran menjadi seorang pemimpin. Pendekatan ini saya peroleh dari buku “Kepemimpinan dan Perubahan” Oleh John P. Kotter, berikut pendekatanya:
1. Seorang Pemimpin harus mampu menciptakan suatu “rasa mendesak”
Memindahkan angan kita kepada orang lain memang tidaklah mudah, apalagi dalam posisi sebagai seorang pemimpin. Ketika kita berada dalam posisi puncak pastilah kita memegang ujung tombak organisasi dan peranan kita sangat menentukan. Seorang pemimpin yang baik harus bisa membangun rasa mendesak bagi anggotanya. Rasa mendesak inilah yang nantinya akan menjadi sebuah ketertiban dan pengikutan pada pencapaian visi dan misi anda. Sebagai contoh ketika seorang pemimpin memiliki angan untuk mengadakan sebuah kegiatan, di harus mempu menkomunikasikan dengan baik kepada anggotanya. Pengkomunikasian yang kurang baik akan menjadikan kesalah artian bahkan kurangnya respon terhadap keinginan seorang pemimpin. Saat-saat inilah yang harus kita jadikan momentum untuk menciptakan suasana mendesak bagi anggota kita. Keterdesakan untuk menjalankan kegiatan tepat waktu dan sesuai dengan rencana. Terdesak bukan berarti gugup dan tergesa gesa namun terdesak itu lebih mengarah ada kedisplinan dan tidak mengurangi kualitas pekerjaan.
2. Membentuk sebuah tim yang cukup tangguh untuk mengarahkan prosesnya
Keberhasilan sebuah organisasi tidak hanya bisa diwujudkan oleh seorang pemimpin saja namun harus ditunjang  dengan adanya sebuah tim yang solid dan tangguh dalam mewujudkan visi dan misi. Sebuah tim khusus harus dibentuk sendiri oleh seorang pemimipin. Tim ini dibentuk khusus untuk mengarahkan visi dan misi seorang pemimpin. Ketika terdapat penyimpangan terhadap koridor yang seharusnya ditetapkan maka tim inilah yang bertugas untuk meluruskannya kembali. Selain itu tim ini juga harus senantiasa mengevaluasi kinerja yang telah dilakukan demi terwujudnya visi dan misi dari organisasi tersebut.
3. Menciptakan sebuah visi yang  tepat
Pencapaian tujuan dari organisasi tak akan tersampai jika visi yang ditetapkan tidak tepat. Seorang pemimpin memiliki tugas untuk mencetuskan visi yang tepat sesuai dengan tujuan organisasi. Visi ini harus dibentuk pula sesuai dengan apa yang anggota lain inginkan. Jangan sampai visi yang kita canangkan justru menjadi sebuah penolakan yang dilakukan oleh anggota yang lain. Banyak cara untuk menghasilkn visi yang dapat diterima oleh anggotanya diantaranya dengan melibatkan mereka dalam pembentukn visi misi dan meminta pendapat dari tokoh yang lebih ahli dan berpengalaman.
4. Mengkomunikasikan visi baru tersebut secara luas
Percuma jika kita canangkan visi yang teramat bagu dan visioner namun pelaksanaanya tidak maksimal karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh para anggotanya. Pengkomunikasian visi yang telah dicanangkan seorang pemimpin teramat penting untuk menentukan sikap para anggota selanjutnya. Setidaknya dengan mengetahui visi secara jelas para anggota akan dapat berfikir dan bertindak sesuai dengan orientasi visi tersebut.
5. Memberdayakan para karyawan agar bertindak sesuai visi tersebut.
Disinilah tugas seorang pemimpin diuji, pemimpin harus bisa memanipulasi ssesuatu yang dimiliki oleh anggotanya untuk bisa bergerak sesuai visi yang telah dicanangkan. Pemberdayaan ini teramat penting untuk memaksimalkan tenaga dan energi yang dimiliki oleh semua anggota agar tepat sasaran.
6. Memperoleh hasil jangka pendek yang cukup untuk memberikan kredibilitas kepada upaya upaya mereka dan untuk melemahkan mereka yang suka mengolok-olok.
Hal ini teramat penting untuk membangun branding diri dan kepercayaan anggota terhadap seorang pemimpin. Sebuah pecapain kecil pada awal masa kepemimpinan sangatlah penting pula untuk membangun kepercayaan diri para anggota, sehingga mereka lebih optimis untuk melakukan kegiatan di masa mendatang.
7. Membangun momentum dan menggunakan momentum tersebut untuk menangani masalah-masalah perubahan yang lebih hebat.
Semakin tinggi sebuah pohon maka akan semakin kuat pula angin yang akan menerpanya, begitu juga dengan organisasi. Seorang pemimpin harus bisa membangun momentum penting dalam keorganisasiannya yang akan terus dapat digunakan sebagai tolok ukur dan pembelajaran di masa mendatang.
8. Menimbulkan perilaku baru dalam budaya organisasi
Banyak orang yang merasa bosan dengan kegiatan organisasi yang “gitu-gitu” saja. Hal ini menjadi tanggung jawab seorang pemimpin untuk membangu budaya yang berbeda. Sedikit sentuhan inovasi yang barbeda akan minimbulkan rasa percaya diri anggota dan akan mendorong peningkatan kinerja mereka dalam melakukan tugas tugasnya sebagai anggota.
Oleh. Badispecial@yahoo.com
Badiuzzaman
Badiuzzaman

Previous
Next Post »

Post Comment