Mentari bersinar ragu pagi ini. Awan telah berganti
menjadi gelap. Pohon mulai mengganti daun yang terlihat tua dengan daun yang
lebih segar kehijauan. Semut tanah mulai mencari perlindungan dari bom-bom air
yang terkadang berjatuhan mengancam nyawa mereka. Petani mulai bersiap
menggarap sawah mereka yang telah lama retak dimakan panasnya mentari. Kucing
yang biasa berkeliaran di pinggir jalan telah berlarian mencari kehangatan.
Berjalan seorang anak laki-laki yang tampak
begitu lemah sembari menunduk dan tak menghiraukan dinginnya udara gerimis kala
itu. Satu persatu kakinya dihentakan dengan lemas ke permukaan jalan yang tak
lagi rata termakan usia. Sepatu butut satu-satunya pemberian sang ayah terlihat
begitu dekil dan tak pantas berada di kakinya yang kecil mungil.
“Reval…!! Sedang apa kamu hujan hujanan disana?”
Terdengar suara yang begitu jelas entah dari mana. Seorang perempuan yang
suaranya tak asing baginya. Namun dia seolah tak mau mendengar apalagi menoleh
pada siapapun. Hatinya begitu murung tak tertahankan.
“Sreck, Sreck Sreck…” suara orang berjalan
menuju anak lelaki ini.
“Mari Ibu antar kamu pulang Val...!” Sapa
seorang ibu yang tadi memanggil dari kajauhaan.
Sebagai seorang guru TK, ibu ini takkan tega
melihat muridnya berjalan sendirian di tengah hujan gerimis yang tak pernah
ramah pada anak kecil.
“Val, Ibu Guru antar kamu sampai rumah ya,
sepertinya kamu sakit..” sembari tangan ibu Guru menempel di kening lelaki
kecil itu.
“Ibu kamu kemana, ko hari ini tidak ada yang
mengantarmu ke sekolah?” Tanya ibu guru.
Tapi Reval tetap diam termenung dan tak lagi
bisa mengangkat wajahnya ke depan.
“Ibu sama Bapak sudah ga sayang lagi sama
Reval..”Ucap anak itu dengan polosnya.
“Owh, itu masalahnya. Mungkin Ibu sama Bapak
kamu lagi sibuk, jadinya ga bisa nganterin kamu ke sekolah. Tadi yang nganter
kamu siapa?”
“Tadi Oma yang nganter.” Jawab Reval.
Di tengah jalan yang sepi kala itu, gerimis
sudah mulai berhenti. Namun tidak dengan kepulan awan hitam yang selalu
mengawasi dari atas. Angin sepoi dingin terus melancarkan aksinya untuk
menggoda hidung agar bersin dan jatuh sakit.
Ibu Guru jongkok di depan Reval dan terus
mencoba untuk menenangkan muridnya yang sedang bersedih hati.
“Yasudah Val, gini saja. Nanti sepulang sekolah
Ibu sama Reval temuin mama Reval ya, nanti Ibu jelasin kalau Reval itu anak
yang baik.”Ucap Ibu Guru.
“Tapi Bu, mama Sama Papa Reval sudah tidak mau
ditemuin siapa siapa lagi?”
“Kenapa Val?”
“Kemaren sore mobil papa jatuh ke jurang, kata
oma, mama sama papa udah duluan pergi ke Surga. Reval ga diajak. Kata Oma juga,
papa sama mama Reval ga pulang ke rumah lagi.”
Perlahan mata Ibu Guru mulai berlinang tak
tertahankan. Air matanya terus mengalir dan menetes ke tanah yang telah basah
oleh rintikan air hujan siang tadi. Mendadak suasana menjadi hening seribu dentuman.
Mata Ibu guru terus memandang lelaki mungil itu dari dekat. Memegang pundaknya
dengan erat. Tak pernah disangka seorang anak sekecil ini harus menerima
kenyataan yang begitu berat. Di dekapnya Reval dengan penuh kasih sayang.
“Mulai saat ini, kalau kamu rindu sama mama
kamu, kamu boleh cari ibu ya. Kalo perlu panggil ibu dengan sebutan mama”.
“Aku ga mau mama baru, aku masih sayang sama
mamaku yang lama. Aku mau nunggu di sini sampe mama menjemputku. Aku ga mau
pulang kalo bukan mama yang jemput” Ucap Reval..
“Revaaaaaaaaaalll… nanti kalau kamu sudah besar
kamu pasti ngerti” Sambil memeluk dan mencium pipi Reval yang begitu polos
dalam kesedihannya.
Mari bersyukur atas apa yang kita miliki saat
ini. Kedua orang tua yang sehat, keluarga yang bahagia. Sahabat yang menemani
saat suka dan duka. Adik dan kakak yang selalu mengulurkan tangan untuk
membantu kita. Semua orang yang kita kenal yang membuat hidup kita berwarna.
Banyak orang lain yang tak lebih beruntung dari kita. Mari ulurkan tangan untuk
mereka jika kita mampu untuk menggapainya.
Badiuzzaman
Post Comment
2 komentar
endingnya berupa pesan tersurat,ya, dek?
hehe..lebih bagusnya lagi kalo Bu Guru yang jelasin ke Rival secara lebih detail..tentunya dengan bahasa yang dimengerti Anak-anak.
Ohya, sumber gambarnya tak dicantumin? :D
iya sih, ane juga baru kepikiran.. hehe makash masukannya.. besok pasti lebih bagus..
sumber gambar dari search google aja yang penting ada hubunganya
boleh lah kapan2 tek cantumin sumbernya :)
EmoticonEmoticon