Malam indah yang selalu ku
idam-idamkan telah berubah menjadi malam yang begitu menyeramkan. Esok adalah
hari ulang tahunku yang ke-20. Tapi malam ini tak ada yang begitu istimewa
dalam diriku. Seolah tak ada orang yang sayang pada Bunga, tak ada yang memberiku
ucapan selamat ataupun mempersiapkan pesta buat besok pagi.
Bunga, itulah sebutan yang biasanya
diperuntukan untuk memanggilku. Selama hidupku ulang tahun tak pernah dirayakan
secara istimewa. Seramai-ramainya hanya dikerjai oleh teman sekelas atau bahkan
hanya sebuah ucapan selamat hari lahir oleh orang-orang terdekatku. Mungkin
karena sudah begitu lama Bunga tak pernah merayakan ulang tahun, Bunga tak
pernah tahu apa yang harus Bunga lBungakan untuk merayakan ulang tahunku itu.
Bukan merupakan tradisi yang
istimewa dalam keluarga Bunga untuk merayakan ulang tahun. Bahkan kami satu
keluarga jarang sekali kumpul bersama, jangankan pada waktu senggang, waktu
liburan saja tak pernah pergi satu keluarga. Mungkin satu tahu hanya sekali
atau dua kali ketika lebaran saja. Namun Bunga tak pernah sedih atau menyesal
melihat keluarga lain yang begitu hangat kebersamaan mereka.
Kesibukan ayah dan ibu bekerja
membuat kami jarang pergi bersama. Bahkan ayahku datang ke sekolah ketika
pelepasan siswa kelas 3 saja atau kelulusan. Yang jelas ayahku tak pernah
datang pada waktu pengambilan raport. Setiap tahun ayahku hanya meminta
tentangga atau pamanku yang sedang nganggur untuk mewakilinya mengambil raport.
Bunga selalu bersyukur berada di
tengah keluarga yang masih lengkap ini. Mungkin lebih banyak orang yang tidak
seberuntung aku. Tak punya keluarga, tak punya rumah atau bahkan tubuhnya
kurang berfungsi dengan baik.
Suatu ketika aku bertemu dengan
seorang yang mengidap penyakit meningitis dan dokter sudah menvonis bahwa dia
kemungkinan kecil akan selamat. Dia tak punya waktu banyak lagi. Mungkin tak
lebih dari sebulan. Coba bayangkan jika kita divonis oleh dokter bahwa hidup
kita tidak akan sampai satu bulan lagi. Pasti kita akan frustasi dan depresi
sampai ajal kita menjemput.
Namun anehnya anak itu tak pernah
sedih, dia berusaha menghibur diri dan keluarga yang selalu setia menemaninya
dengan senyuman dan candaan. Dia pernah mengatakan bahwa dia bersyukur
seandainya dia akan meninggal satu bulan lagi. Setidaknya dia akan
mempersiapkan satu bulan itu untuk menuju alam yang kekal. Dia juga mengatakan
bahwa ratusan ribu atau bahkan milyaran orang yang mati tanpa diduga
sebelumnya, apalagi ketika dia belum mempersiapkan amal ibadahnya.
Bunga tak habis pikir kenapa
seorang anak yang umurnya lebih muda dari bunga bisa berfikir sangat dewasa
seperti itu sementara bunga masih kekanak-kanakan.
Semenjak anak yang ditemui bunga
itu meninggal dunia, Bunga tak lagi pernah sedih dan selalu memberikan senyuman
manis untuk semua orang, seolah sikap bunga diturunkan dari anak yang meninggal
tadi.
by
Badiuzzaman
Post Comment
EmoticonEmoticon