Semua makhluk di dunia ini diciptakan dengan
kesempurnaan. Namun tidak ada makhluk kecuali Illahi yang tercipta sempurna.
Semua memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihan membuat kita belajar untuk
menghargai dan bertoleransi terhadap orang lain. Kekurangan membuat kita
belajar untuk tidak sombong dan bersyukur atas nikmat yang lebih banyak yang
telah kita dapatkan.
Saya termasuk seharusnya termasuk orang yang
bersyukur karena saya memiliki organ tubuh yang lengkap dan badan yang alhamdulilah
sehat. Namun dibalik itu saya memiliki kelainan yang tidak banyak diketahui
oleh orang lain. Mungkin orang-orang yang telah lama mengenalku tau akan hal
ini.
Hyperhidrosis, sebuah kelinan kecil bahkan
sangat kecil untuk dikatakan kelainan. Hyperhidrosis merupakan kelainan yang
terjadi karena kendornya syaraf parasimpatik yang ada di tubuh kita. Akibatnya,
jika anda mengidapnya akan sering muncul keringat yang berlebih. Mulai dari
telapak tangan telapa kaki hingga ketika anda presentasi pun terlihat keringat
bercucuran. Padahal itu bukan grogi tapi itu efek samping dari kelainan ini.
Tapi jangan salah, efek positifnya pun ada, ketika anda mau membuka kertas tak
perlu menjilat tangan karena otomatis tangan anda akan selalu lembab. Selain
itu stamina dan kesehatan relatif stabil, katanya sih toksik yang ada di dalam
darah banyak keluar melalui keringat itu. Harus sering minum air putih pula.
Nah dibalik kelainan itu banyak cerita unik
yang bisa jadi pengalaman menarik bagi kita semua, akan saya uraikan dalam
beberapa kali posting ya..
==========================================================
Cuaca lagi-lagi memberi kesempatan orang untuk
mengeluh kepanasan. Ibu guru yang mengenakan pakaian serba tertutup itu pun
mulai terlihat bintik keringat di keningnya. Pakaian ibu guru kala itu berwarna
merah muda, membuatnya terlihat anggun walaupun dalam keadaan kepanasan. Kelas
yang ramai membuatku sulit untuk berkonsentrasi mengerjakan tugas dari bu guru
kala itu. Tapi bukan suasana yang gaduh yang gaduh yang menjadi masalah tapi
–panas-nya itu yang “waw”.
Bercucuran keringat terus membasahi kening Tio.
Tak pernah bisa dimengerti kenapa keringat Tio terus berdatangan. Apalagi di
telapak tangan yang sedang dipakai untuk menggambar. Tio masih berada di TK
besar. Dia merupakan murid yang paling rajin dari pada teman-temannya. Apalagi
jika ada tugas rumah, dia pasti paling cepat mengumpulkan tugas itu. Tapi jika
jika dikerjakan di sekolah hasilnya tak pernah bagus. Salah satunya ketika
tugas menggambar ini.
“Ayo anak-anak, waktunya sudah hampir habis.
Yang sudah boleh dikumpulkan ya” Ucap bu guru dengan nada lembut.
“Bentar bu,” terdengar ucapan senada yang
dilantunkan oleh beberapa siswa di dalam kelas itu.
Suasana kelas yang ramai kadang membuat
beberapa siswa di belakang tidak mendengar jelas apa yang diucapkan bu guru.
Beberapa menit kemudian.
“Anak-anak, waktunya sudah selesai. Ayo
dikumpulkan.” Titah bu guru pada anak-anak yang terlihat masih asik menggambar.
“Ayo, anak-anak. Waktunya dikumpulkan, kalo ga
selesai ga apa-apa ko”
Barulah anak-anak satu per satu maju ke depan
untuk mengumpulkan tugas menggambarnya.
“Tio, ayo dikumpulkan…” ucap bu guru sambil
menatap muka Tio yang lesu di tempat duduknya.
“Iya bu” Tio berdiri dan melangkah lemas menuju
meja bu guru.
“Kamu kenapa tio?, sakit?”
“Ngga bu..” tertunduk malu.
Tio berbalik meninggalkan bu guru, namun
sebelum sampai ke tempat duduknya di deretan nomor 3 dari depan, Tio dipanggil
oleh bu Guru.
“Tio, sini dulu nak..” nada suara ibu
dilembut-lembutkan.
“Tio, kenapa kertas gambarmu bolong seperti
ini..” tanya bu guru.
“Anu bu… hemm tadi kena penghapus.” Ucap Tio
untuk mencari-cari alasan.
“Dijilatin sama Tio bu..!!!” terdengar suara temannya dari belakang kelas.
Semua penghuni kelas mentertawakan Tio, dan
hampir berlinang air mata Tio di depan Ibu Guru.
“Anak-anak, ga boleh mentertawakan orang lain,
apalagi teman sendiri. Tio, kalo kena penghapus ko bisa bolong seperti ini,
yang lain juga pakai penghapus tapi ga ada yang bolong tuh…” bu guru sambil
memandang wajah tio yang merunduk malu.
Mata Tio mulai terus memandang ke arah jempo
laki sambil menggaruk rambut dengan tangan kirinya. Keringatnya terus
bermunculan, kali ini bukan keringat karena hyperhidrosis tapi karena Tio takut
kalo dimarahin oleh bu guru.
“Ini bu, tangan Tio basah.., kringetan…” sambil
menengadahkan telapak tangannya yang terlihat lembab. Ibu guru memegang tangan
tio dan kaget. Dalam hari bu guru berkata apa mungkin anak sekecil ini telah
mengidap kelainan jantung.
“Owh, itu masalahnya, besok-besok Tio bawa sapu
tangan ya, buat ngelap keringat Tio. Tapi Tio sudah pernah ke dokter?”
“Belum bu”
Keesokan harinya ibu guru menemui mama Tio yang
kebetulan mengantarnya sampai ke sekolah. Ibu Tio mengatakan kalau anaknya itu
mengidap Hyperhydrosis sejenis
kelainan syaraf, bukan jantung. Jadi keringat Tio kadang berlebihan. Sejak itu
pula tio suka diledekin oleh teman-temannya kalo dia suka njilatin telapak
tangannya, makanya tangannya selalu basah.
The end
of part.1
==========================================================
By. badiuzzaman
Post Comment
3 komentar
Tangan An juga sering basah saat ujian, dek..wah, berarti juga tergolong Hyperhidrosis,yah?
Mungkin itu mba, kalo kebanyakan orang lain waktu itu tangannya ga basah sedangkan kita basah senirian itu indikasi hiperhidrosis mba..
tapi kalo basah karna tegang atau nervous beda lagi mba.. (setauku itu)
hehe, maf tadi lupa belum ganti akun...
EmoticonEmoticon