Menjadi yang terbaik bukanlah yang terbaik

Saya belajar banyak dari cerita banyak orang, saya pun belajar banyak dari cerita hidup saya sendiri. Beberapa tahun yang lalu saya menganggap untuk selalu menjadi yang terbaik, dalam kelas, dalam organisasi, dalam kelompok, maupun dalam pergaulan sehari hari. Namun kian dewasa, saya pun kian memahami tentang kehidupan. Jika kita berkata bijak di status FB, kita dianggap sok, bijak padahal belum tahu apa apa, jika kita menasehati teman yang salah, kita dianggap tidak memihak pada teman. Semua serba salah..

Namun inilah pandangan saya mengenai hal ini. Menjadi yang terbaik belum tentu baik untuk kita, -seblum itu maksudnya menjadi yang terbaik dalam hal-hal baik dan kebaikan lho-.. Begini kawan, ambisi untuk menjadi yang terbaik banyak menimpa kalangan para kawula muda, ini pun bagus karena akan meningkatkan daya saing dan daya juang kita ketika berada diantara orang lain. Namun yang saya sayang kan bukanlah itu, tapi dampak dari tindakan itu. Coba kita bandingkan dengan orang yang hidup sederhana, aman aman saja, tak ada konflik.. menurutmu itu baikkah?

Kembali lagi saya berusaha untuk bijak, jelas ada baiknya dan ada pula tidaknya jika kita mau hidup sederhana dan aman aman saja. Baiknya kita akan hidup bahagia seolah tanpa beban, namun tidak baiknya kita akan mengalami kesulitan ketika menghadapi permasalahan yang lebih besar, dibandingkan dengan para "fighter" yang selalu bersaing dan memiliki nilai juang yang tinggi. Namun itu kembali ke pribadi kita masing masing.

Mundur lagi ke masalah menjadi yang terbaik, menurut opini saya, menjadi yang terbaik akan menciptakan karakter karakter orang yang sombong dan angkuh. Setelah berusaha banyak mengamati orang orang yang terbaik di kelas saya dan di kelompok manapun, hampir sebagian dari mereka menyombongkan diri atas apa yang telah mereka raih. Mereka terlalu sulit untuk memperoleh kepuasan pribadi walaupun sudah sampai puncak yang terbaik. Sejak kecil pun saya diajarkan untuk terus menjadi yang terbaik, ketika SD jika saya rangking satu saya akan dibelikan sepeda, ketika SMP dan SMA pun saya terus di dorong untuk menjadi yang terbaik di lini apapun. Alhasil benar sabetan rangking 1-5 pun seolah dapat diraih dengan gampang. Namun yang saya sesalkan adalah ketika kita mencemooh orang yang kurang beruntung dari kita -rangking dibawah-.

Mungkin jika dilihat dari kacamata bijak,ini adalah sebuah pembelajaran hidup yang terpenting, ketika kita berada di puncak putaran roda kehidupan kita harus bisa berempati pada orang yang berada di bawah begitu juga sebaliknya, ketika kita berada di bawah, kita harus bisa menempatkan posisi yang benar.

Semua itu jelas kembali ke kita masing masing, perjalanan hidup masih panjang, pembelajaran pun masih melebar kesana kemari, harap maklum.. maaaf...
Badiuzzaman
Badiuzzaman

Previous
Next Post »

Post Comment

7 komentar

Anonymous
AUTHOR
May 17, 2012 at 6:53 AM Reply Delete Delete

setiap orang memiliki sudut pandang berbeda-beda,,
just be your self and keep do the best for your enviroment..

avatar
Badiuzzaman
AUTHOR
May 17, 2012 at 7:15 AM Reply Delete Delete

tentu,asal kita punya dasar yang kuat, jangan pernah takut untuk mengungkapkanya,namun janga pernah pula merasa selalu benar atas apa yang kita pikirkan...
thanks IAAS

avatar
my cyber
AUTHOR
May 17, 2012 at 7:57 AM Reply Delete Delete

menjadi yang terbaik merupakan sebuah pilihan,tak ada pilihan yang salah karena setiap pilihan mempunyai konsekuensi masing-masing
pilihan terbaik adalah pilihan yang memiliki dasar yang kuat dan jauh dari campur tangan napsu..

avatar
Badiuzzaman
AUTHOR
May 17, 2012 at 10:05 AM Reply Delete Delete

selamat datang wahyu Imam, hehe...
semua hal akan menjadi sebuah pilihan jika kita hadapkan dengan "antara dilakukan dan tidak dilakukan" atau itu semua juga akan menjadi sebuah pertimbangan jika kita melihat akan jadi apa jika ini dan akan jadi apa jika itu dilakukan..
semangat Cah UNY...
(Y) :)

avatar
Fajar
AUTHOR
May 24, 2012 at 11:26 AM Reply Delete Delete This comment has been removed by the author.
avatar
Anonymous
AUTHOR
May 24, 2012 at 11:34 AM Reply Delete Delete

Kalau kita dibolehkan membenci maka bencilah kerata-rataan, jadilah manusia-manusia super.....

avatar
Badiuzzaman
AUTHOR
May 25, 2012 at 9:48 PM Reply Delete Delete

kalo kita diperbolehkan mencintai cintailah kesederhanaan dan kesetiaan... hehe :)

avatar