Dewasa Berawal dari Proses


Proses menuju kedewasaan merupakan hal yang teramat menjadi sebuah misteri kehidupan. Setiap orang memiliki karakter pribadi masing masing dan mereka pun butuh untuk dimengerti. Belajar untuk mengerti orang lain merupakan salah satu tahap kedewasaan. Dewasa itu terlihat dari dua konsep yang berbeda, pertama dewasa usia dan yang kedua dewasa akal dan pikiran. Perihal yang kedua inilah yang sulit untuk dikembangkan oleh banyak orang. Sebagian dari mereka lebih mengedepankan dewasa usia sebagai tolok ukur kedewasaan mereka. Namun ini menjadi masalah besar ketika umur yang bertambah dan tidak dibarengi dengan semakin matangnya pola pikir mereka.

Kadang saya berpikir, sebenarnya ada berapa banyak hal kah di dunia ini yang belum saya ketahui dan diketahui oleh orang yang dewasa dengan pola pikir yang baik. Bahkan saya pun sempat berpikir ternyata banyak hal yang saya ketahui yang membuatku lebih berusaha untuk "legowo" dari pada mengeluh. Ini merupakan hal nyata dalam hidup saat kita belajar untuk lebih dewasa dan berpikir kedepan lagi.

Saya jadi teringat dengan perkataan kepala sekolah SMP ku ketika sambutan perpisahan kelas 3. Ketika itu salah satu siswa berprestasi beridato di depan umum dan tentunya menjadi perhatian banyak orang. Siswa itu mengusulkan sebuah solusi agar prestasi siswa bertambah. Namun setelah itu kepala sekolah memberikan sambutan dan alhasil memang benar apa yang dipikirkan oleh orang tua itu memang sudah jauh kedepan dan tidak hanya semata untuk hari ini saja tapi mereka berfikir tentang apa yang akan terjadi esok dan lusa. Sampai sekarang pun saya masih menganut paham ini.

Paham yang mengajarkan untuk memahami orang lain dengan prinsip empaty dan befikir positif. Saya pun tak henti sampai di sini, setelah banyak membaca buku berfikir positif dan leadership dari jp dari jhon kotter, saya baru memahami bahwa hidup itu adalah sebuah proses yang akan terus berputar mengikuti waktu. Jadi marilah kita belajar untuk memahami sesama dan berusaha untuk mengerti apa yang orang lain inginkan dari diri kita. "Bukan bagaimana kita bisa menerima orang lain di sisi kita tapi bagaimana agar kita bisa diterima berada di sisi mereka"
Badiuzzaman
Badiuzzaman

Previous
Next Post »

Post Comment