Badinesia.com - Saat ini sedang ramai dibicarakan mengenai kedatangan Setya Novanto dan Fadli Zon, sebagai ketua dan wakil ketua DPR Republik Indonesia. Mereka berdua mendatangi gelar jumpa pers yang dilakukan oleh bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump. Hingga mendapat kritikan dan hujatan serba pedas.
Alasannya sederhana, kedatangan mereka ke AS yang seharusnya menghadiri Konferensi Dunia IV Pimpinan Parlemen Dunia di Markas PBB yang berlangsung pada 31 Agustus hingga 2 September 2015 lalu.
Bahkan kritikan pedas datang dari anggota DPR itu sendiri. Hal ini wajar karena Trump terkenal anti imigran dan cukup rasis. Calon presiden AS ini Justru Memperkenalkan Novanto sebagai Ketua DPR RI.
"Bapak dan Ibu sekalian, ini adalah orang yang luar biasa, dia adalah kau tahu, Ketua DPR Indonesia datang ingin bertemu dengan saya, Setya Novanto. Salah satu orang paling kuat di Indonesia, pria hebat yang bertemu dengan saya hari ini," kata Trump.
Namun Fadlon Zon justru mengatakan bahwa kedatangannya bersama Novanto di Kampanye Donal Trump tidak disengaja.
Fadli Zon mengatakan, kedatangannya bersama Novanto di kampanye Donald Trump tidak sengaja. Sebelum itu, mereka membicarakan bisnis dengan Donald Trump. Namun diperkenalkan saat jumpa pers oleh Trump.
"Kami bertemu Donald Trump Pukul 13.00 (waktu Amerika) di kantornya di Trump Plaza lantai 26. Informal saja," kata Fadli dalam pesan singkat.
Diketahui bahwa Donal Trump juga dikenal sebagai The Donald adalah raja bisnis Amerika, tokoh acara televisi, seorang penulis, ketua dan presiden The Trump Organization dan pendiri Trump Entertainment Resorts. Dia memiliki gaya hidup boros, cara blak-blakan dalam peran di reality show NBC, The Apprentice, telah membuatnya menjadi selebriti terkenal No 17 pada daftar Forbes 2011 di antara 100 selebritis lainnya. Trump amerupakan putra dari Fred Trump, pengembang kaya real-estate di NYC. Ia bekerja untuk perusahaan ayahnya, Elizabeth Trump & Son.
Selama belajar di Wharton School of University of Pennsylvania, pada tahun 1968 ia resmi bergabung dengan perusahaan. Ia diberi kendali penguasaan perusahaan pada tahun 1971 dan kemudian menamainya The Trump Organization.
Post Comment
EmoticonEmoticon