Badinesia.com - Berbagi kode manufaktur yang disiapkan untuk menandai sebuah produk kadang tidak kita mengerti. Padahal kode tersebut memperlihatkan besarnya bahaya yang mengintai kesehatan kita sebagai konsumen.
Sebagai konsumen cerdas, sebaiknya kita mengenal berbagai kode sederhana yang ada pada kemasan produk tersebut. Salah satunya adalah pada pasta gigi. Ada berberapa kode warna yang sengaja disiapkan untuk mengetahui besarnya penggunaan bahan kimia di dalamnya.
Berikut kodenya :
Hijau : Alami.
Biru : Alami & Ada zat obat2an.
Merah : Alami & Ada komposisi kimia sintesis(buatan).
Black : Murni bahan kimia
Namun kontroversi tidak berhenti sampai di sini saja, dilansir oleh detik.com menjelaskan bahwa Ratu Mirah Afifah selaku professional relationship manager Oral Care Unilever, pemegang merek Pepsodent memastikan bahwa kandungan bahan aktif pasta gigi sudah tercantum dalam kemasan. Jadi tak perlu melihat kode warna sebab konsumen sudah bisa mengetahui dengan membacanya.
"Tanda strip di bawah kemasan pasta gigi itu hanya untuk memudahkan pabrik memotong dan memberi lipatan saja, bukan menjadi pertanda adanya bahan-bahan di dalamnya. Komposisi yang benar dari bahan-bahan pasta gigi sudah jelas terdapat di kemasan," ujarnya.
Beliau menuturkan bahwa semua pasta gigi pasti mengandung flouride karena bahan ini diperlukan untuk menguatkan email dan mencegah gigi berlubang. Hingga saat ini semua pasta gigi di Indonesia mengandung flouride dengan kadar yang berbeda.
Selain itu ada bahan aktif yang sering ditambahkan adalah, HAP (hydroxyapatite) mineral dan potassium citrate untuk gigi sensitif, serta zinc citrate untuk memelihara kesehatan gusi. Seperti yang diungkapkan oleh ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI), drg Zaura Rini Anggraini, MDS.
"(Strip warna) itu hanya untuk kepentingan packaging. Yang penting adalah bahan aktif yang bisa bermanfaat untuk kesehatan gigi dan sesuai dengan standar yang ditentukan BPOM, jadi harus yang sudah teregistrasi oleh BPOM. Kadar fluoridenya untuk dewasa 1500 ppm (part per million), kalau anak-anak 500 - 600 ppm," ujarnya.
Drg Zaura menjelaskan bahwa bahan natural ataupun yang bukan natural boleh-boleh saja digunakan selama bisa diterima mukosa atau lapisan dalam mulut. Hal terpenting adalah bahan kandungan aktifnya jelas dan tidak melebihi atau kurang dari ambang batas.
Semoga yang kita konsumsi setiap hari tidak menimbulkan efek berlebih pada tubuh kita. #sehat indonesia. Salam sehat dari @badinesia
Post Comment
EmoticonEmoticon