Namun inilah pandangan saya mengenai hal ini. Menjadi yang terbaik belum tentu baik untuk kita, -seblum itu maksudnya menjadi yang terbaik dalam hal-hal baik dan kebaikan lho-.. Begini kawan, ambisi untuk menjadi yang terbaik banyak menimpa kalangan para kawula muda, ini pun bagus karena akan meningkatkan daya saing dan daya juang kita ketika berada diantara orang lain. Namun yang saya sayang kan bukanlah itu, tapi dampak dari tindakan itu. Coba kita bandingkan dengan orang yang hidup sederhana, aman aman saja, tak ada konflik.. menurutmu itu baikkah?
Kembali lagi saya berusaha untuk bijak, jelas ada baiknya dan ada pula tidaknya jika kita mau hidup sederhana dan aman aman saja. Baiknya kita akan hidup bahagia seolah tanpa beban, namun tidak baiknya kita akan mengalami kesulitan ketika menghadapi permasalahan yang lebih besar, dibandingkan dengan para "fighter" yang selalu bersaing dan memiliki nilai juang yang tinggi. Namun itu kembali ke pribadi kita masing masing.
Mundur lagi ke masalah menjadi yang terbaik, menurut opini saya, menjadi yang terbaik akan menciptakan karakter karakter orang yang sombong dan angkuh. Setelah berusaha banyak mengamati orang orang yang terbaik di kelas saya dan di kelompok manapun, hampir sebagian dari mereka menyombongkan diri atas apa yang telah mereka raih. Mereka terlalu sulit untuk memperoleh kepuasan pribadi walaupun sudah sampai puncak yang terbaik. Sejak kecil pun saya diajarkan untuk terus menjadi yang terbaik, ketika SD jika saya rangking satu saya akan dibelikan sepeda, ketika SMP dan SMA pun saya terus di dorong untuk menjadi yang terbaik di lini apapun. Alhasil benar sabetan rangking 1-5 pun seolah dapat diraih dengan gampang. Namun yang saya sesalkan adalah ketika kita mencemooh orang yang kurang beruntung dari kita -rangking dibawah-.
Mungkin jika dilihat dari kacamata bijak,ini adalah sebuah pembelajaran hidup yang terpenting, ketika kita berada di puncak putaran roda kehidupan kita harus bisa berempati pada orang yang berada di bawah begitu juga sebaliknya, ketika kita berada di bawah, kita harus bisa menempatkan posisi yang benar.
Semua itu jelas kembali ke kita masing masing, perjalanan hidup masih panjang, pembelajaran pun masih melebar kesana kemari, harap maklum.. maaaf...
Post Comment
7 komentar
setiap orang memiliki sudut pandang berbeda-beda,,
just be your self and keep do the best for your enviroment..
tentu,asal kita punya dasar yang kuat, jangan pernah takut untuk mengungkapkanya,namun janga pernah pula merasa selalu benar atas apa yang kita pikirkan...
thanks IAAS
menjadi yang terbaik merupakan sebuah pilihan,tak ada pilihan yang salah karena setiap pilihan mempunyai konsekuensi masing-masing
pilihan terbaik adalah pilihan yang memiliki dasar yang kuat dan jauh dari campur tangan napsu..
selamat datang wahyu Imam, hehe...
semua hal akan menjadi sebuah pilihan jika kita hadapkan dengan "antara dilakukan dan tidak dilakukan" atau itu semua juga akan menjadi sebuah pertimbangan jika kita melihat akan jadi apa jika ini dan akan jadi apa jika itu dilakukan..
semangat Cah UNY...
(Y) :)
Kalau kita dibolehkan membenci maka bencilah kerata-rataan, jadilah manusia-manusia super.....
kalo kita diperbolehkan mencintai cintailah kesederhanaan dan kesetiaan... hehe :)
EmoticonEmoticon