Ini Kunjungan Pertama Ke DPRD Jateng

Satu-persatu duduk di kursi yang biasa digunakan oleh Anggota Dewan untuk merumuskan kebijakan yang menyangkut nasib masyarakat Jawa Tengah. Gedung yang begitu mewah dengan hiasan yang tak terkesan berlebihan membuat kesan elegan nampak dari setiap sidut ruangan. Entah speaker atau AC yang berdiri kokoh di tengah ruangan. Bentuknya seperti speaker tapi mengeluarkan udara dingin dari dalamnya. Aku lebih yakin itu AC ruangan yang belum pernah aku temui dimanapun selain di Gedung PDRD Jateng ini.

Hari itu aku bersama orang-orang terpilih lainnya mendapat kesempatan yang sangat langka untuk berkunjung ke salah satu lembaga yang menurut kami begitu sakral yakni DPRD Jateng. Untuk memasuki ruangan ini tidak gampang. Harus melewati beberapa security yang tidak sedikit jumlahnya. Harus melewati metal detector seperti di bandara, atau bahkan lebih canggih dari yang ada di bandara. Memang sih itu perlu untuk menjaga keamanan gendung yang sering menjadi incaran para pendemo. Termasuk beberapa dari kami yang menggeluti dunia aktifis sering menginjakan kaki walaupun hanya sampai di halaman depan saja.


Aku, dan 4 orang teman lainnya sengaja memisahkan diri dari rombongan dengan alasan mau ke kamar kecil. Sementara yang lainnya memasuki Lift untuk mencapai lantai 4 dimana kami akan mengadakan sharing dan konsolidasi kecil-kecilan mengenai wawasan kebangsaan dan peran DPRD selama ini. Kami berlima sengaja tidak menggunakan lift ketika pertama kali masuk bukan karena tidak bisa menggunakannya tapi karena kami ingin merasakan setiap lantai yang ada di gedung ini. Benar rasanya, kami melangkah lantai demi lantai dan menelusuri setiap sudut ruangan yang mewah dan tak pernah ada kesan norak didalamnya. Dihiasi dengan properti yang berbau kejawaan dan memiliki nilai artistik yang tinggi. Lantai dua dan tiga terus ditelusuri walaupun lewat tangga tapi kami merasa puas melihat-lihat ruangan didalamnya.

Sesampainya di lantai empat.
“Hey kawan, lihat itu toilet yang katanya disenayan habis 2 M untuk merenovasinya.. ayo kita coba” Sorak Adit yang berada di depan sembari mengajak masuk ke Toilet dewan itu.
Kami berlima tanpa banyak komat-kamit langsung memasuki ruangan sempit di sela-sela ruangan yang begitu megah dan besar.
“Ternyata toilet di sini sama saja kaya di kampus ya, malah bagusan toilet dosen kita haha..” Kataku.
“Ya, mungkin itu di kampusmu tapi tidak di kampusku” Kata salah seorang lainnya yang tak ingin ku sebutkan namanya.

Setelah mencoba beberapa fasilitas toilet kami segera bergegas menuju aula rapat yang telah disiapkan. Perbincangan hangat dengan Ketua DPRD Jateng Drs. Rukma Setiabudi. Membuat kami menemukan pandangan baru mengenai kinerja PDRD selama ini dan peranannya dalam masyarakat.
Mungkin kalau aku ceritakan hasilnya tak cukup satu buku untuk menulisnya.

Ada hal yang sampai sekarang masih teringat dengan ucapan salah seorang temanku ketika kami pertama kali duduk di kursi dewan untuk memulai dialog.
“Bad, liat ya beberapa tahun yang akan datang saya akan kembali duduk disini untuk memperjuangkan aspirasi bangsa kita” Kata salah satu teman yang berambisi untuk menjadi salah satu abdi masyarakat. Saya sangat senang mendengarnya, dia adalah seorang aktifis sospol yang begitu keras dalam mengkritisi kebijakan pemerintah dan bertekad jika diberi kesempatan nanti akan memperbaiki kinerja bangsa ini.

Ambisi tak hanya sebatas ambisi tapi harus diwujudkan dengan kerjakeras dan istiqomah di jalan-Nya.
“Aku percaya kamu bisa melakukannya, tapi jangan lupa beberapa tahun yang akan datang aku akan perkenalkan diriku sebagai salah satu investor yang akan datang ke sini bertemu dengan anda sebagai anggota dewan dan akan menanamkan modalku untuk perkembangan pembangunan Jawa Tengah.” Sempat setelah aku ucapkan kata-kata itu, bak sebuah janji dan aku harus menepatinya.
Aku percaya bahwa cita-citaku akan terwujud jika aku komunikasikan dengan janji pada orang lain.

Sesi foto-foto mengakhiri perbincangan kami, banyak yang bersalaman dengan para petinggi Dewan dan bahkan meminta no.teleponya, termasuk aku. Kini aku pegang nomor ketua DPRD Jateng. Waw sekali ya, tapi disisi lain aku merasa malu memperkenalakan diriku. Aku belumlah menjadi apa-apa karena belum ada satupun yang bisa dibanggakan dariku. Aku belum bisa berkontribusi untuk bangsa dan bahkan di kartu namaku belum ada branding apapun yang membuat orang lain mencariku.

Tapi ingatlah hari ini aku memang belum menjadi apa-apa. Tapi akan ku buktikan bahwa beberapa tahun yang akan datang aku akan menajadi orang yang selama ini aku impikan. Akan ku kejar citaku sampai manapun engkau akan lari selama lariku berjalan lurus akan ku ikuti walau ke ujung dunia.

Tulisan ini akan menjadi saksi sejarah perjuanganku mencapai cita-cita. Semoga pada saatnya nanti aku dapat membaca tulisan ini menjadi kenangan yang tak pernah terlupakan.

By: Badiuzzaman




Badiuzzaman
Badiuzzaman

Previous
Next Post »

Post Comment

2 komentar

ZAHRA AMANY
AUTHOR
November 19, 2012 at 7:53 PM Reply Delete Delete

wah nggak kalah beruntung ya, sekali berkujung aku dan teman-teman belajar sistem utilitas dan melihat simpang lima dari atap gedung DPRD Jateng. keren!

avatar
Badiuzzaman
AUTHOR
November 20, 2012 at 5:21 AM Reply Delete Delete

haha,,, keberuntungan memang tak pernah terduga kapan akan datang. Semoga semakin banyak lagi keberuntungan yang menghampiri hidup ini. amin

avatar