Berbicara merupakan keahlian orang yang pasti akan berbeda-beda setiap personalnya. Tidak gampang dipelajari, tidak pula cepat. Tetapi membutuhkan proses untuk bisa lancar berbicara, terutama di depan umum. Percaya diri saja terkadang kurang untuk bisa membuat diri kita mampu menjadi public speaking yang bagus. Perlu pengalaman dan jam terbang sebagai ajang berlatih dan mengasah diri menjadi lebih baik.
Sumber: Doc. badinesia |
Demam penggung, istilah yang banyak digunakan untuk menyebut mereka yang grogi di atas panggung. Gemetar, keringat dingin dan lidah kaku beserta efek samping lainnya. Ada pula yang menyebutkan nervous. Keadaan ini lumrah dialami oleh siapapun yang berada di muka umum. Belum terbiasa. Namun lama kelamaan pasti mereka mampu mengendalikan diri, asalkan mau belajar dan terus belajar.
Saat ini banyak sekali pelatihan public speaking di kampus-kampus, sekolah bahkan perusahaan untuk meningkatkan kinerja karyawannya. Berbicara di muka umum memang saat ini penting sekali untuk dipelajari, mengungkapkan gagasan di depan umum, memberikan pendapat dan sanggahan kepada orang banyak, untuk membentuk kualitas diri semakin lebih baik.
Public Speaking untuk para pekerja otak
Mereka yang menggunakan keahlian ini dalam bekerja, umumnya pasti pekerja otak. Menggunakan otak bukan otot dalam mencari nafkah. Cuap cuap kesana kemari. Bahkan untuk sales pun, untuk membuat calon pembelinya percaya pada produknya, harus memiliki ketrampilan ini. Mereka menjual pengetahuannya kepada orang lain dan menjual gagasan serta ide yang pastinya tidak dimiliki oleh orang lain.
Sumber: Doc. badinesia |
Satu hal yang penting belajar berbicara adalah belajar mendengarkan. Mendengarkan bisa dimulai dari mendengarkan orang lawan bicara kita, maupun mendengarkan orang yang berbicara di dalam ruang kelas. Terkadang ini disepelekan oleh banyak orang. Hasilnya pun terlihat nyata, menghargai untuk dihargai. Kebanyakan orang yang kurang ahli dalam mendengarkan dia pun tidak ahli dalam berbicara.
Sumber: Doc. badinesia |
Banyak keuntungan yang kita peroleh dari mendengarkan. Menerima pesan dengan lebih baik, sebagian besar pesan yang diterima oleh pendengaran kita pasti akan bermanfaat. Apapun, kalaupun yang diucapkan tidak terlalu penting, minimal kita belajar cara berucap dan cara dia mengungkapkan. Semakin banyak kita mendengarkan, semakin banyak pula referensi dan kosakata dalam berbicara. Ini yang terkadang membentuk pola berbicara, mereka yang sering mendengarkan cara berbicara satu atau beberapa orang, biasanya akan cenderung banyak menggunakan kosa kata orang yang didengarkan tersebut. Secara tidak sadar itulah yang terekam dan terucap kembali oleh kita.
Sumber: Doc. badinesia |
Mendengarkan pun tidak sembarangan, harus diniati dan difokuskan apa yang sedang anda dengar. Fokus pada orang yang berbicara dapat dilakukan dengan cara melihat wajah si pembicara dengan seksama dan menyimak. Dapat juga fokus pada suara yang anda dengarkan. Kebanyakan dari kita, terutama bagi mereka yang masih duduk di bangku kuliah, mendengarkan pembicara/ dosen tanpa fokus. Entah itu berbicara dengan teman di sampingnya, maupun sibuk dan asik dengan membuat catatan. Memang benar mencatat itu utama, tapi bukannya lebih utama untuk mendengarkan apa yang disampaikan oleh pembicara. Catat poin-poin pentingnya saja untuk menstimulasi ingatan kita.
Semarang, 1 Desember 2013
@badi_uzzaman
Post Comment
EmoticonEmoticon