sumber :http://www.yluva.com |
Saya teringat saat Ibuku memilihkan baju seragam kelompok PKKnya.
Ibuku suka warna biru, lumayan mengerti soal kualitas bahan. Saat memasuki toko
baju bersama rombongan. <beginilah kira-kira>
“Jeng, mau bahan jenis apa?” Ucap ibuku mendahului masuk.
“Apa saja deh yang menurut Ibu bagus.” Saut salah satu ibu yang
lain.
“Warnanya..?” Kembali ibuku mengembalikan.
“Terserang jeng aja..”
Beberapa bulan kemudian setelah pesanan seragaman ibu-ibu PKK
selesai. Saat kumpul ada yang menyeloteh, kenapa warnanya nggak coklat saja?
Atau putih gitu…? Kalo coklat kan menandakan perjuangan. Atau putih kan
menandakan bersih suci. Lotehan dalam candaan itu akhirnya memaksa ibuku untuk
bilang.
“Lha, kenapa dulu pas milih baju tidak usul warna, model atau yang
lainnya…”
“Hmm, bukan apa-apa. Takut
Jeng nggak seneng aja… hehe” Ucap Ibu yang menceloteh barusan.
Itu salah satu gambaran bahwa sebuah ide, gagasan atau pemikiran
yang tak tersalurkan bisa menjadi penyesalan di kemudian hari. Masihkah kita
memendam ide-ide brilian kita?
Mungkin ide kita terkadang terasa konyol, tapi siapa tau itu bisa
banyak diterima orang, atau lebih lebih bisa memajukan bangsa dan negara ini.
Ide terlalu mahal
Siapa bilang ide tidak bisa dijual, siapa bilang pula ide hanya
sekedar pemikiran belaka dan tidak menghasilkan apapun. Ide apapun itu pasti
bisa bermanfaat, baik dalam bentuk
profit maupun nonprofit/sosial. Contohnya nih, yang dalam bentuk profit. Kita
punya ide, menemukan sebuah produk baru yang layak jual di pasaran. Kita buat
bisnis plan dan juallah ide itu dalam sebuah proposal bisnis. Bisa kita
menjalankan sendiri atau hanya sekedar menjualkan ide untuk para pembisnis.
Ide yang berupa nonprofit/sosial, misalkan kita punya gagasan untuk
mengurangi penggunaan plastik di mini market dan supermarket, untuk menjaga
alam dan lingkungan. Kita lontarkan ide itu ke pemerintah, pemerintah
mengeluarkan perda atau peraturan apapun yang berkaitan dengan pengurangan
plastik. Itu bisa bermanfaat bagi masyarakat banyak dan lingkungan.
Pencurian ide
Saking pentingnya sebuah ide hingga
banyak para pemburu ide yang memanfaatkan segala cara untuk menemukan
ide-ide brilian. Saya termasuk yang terkadang negative thingking soal
kompetisi-kompetisi ide bisnis. Apa mungkin ribuan ide fresh itu yang masuk ke
dalam panitia tidak dibuat apa-apa. Apalagi dengan ketentuan “Semua naskah yang masuk menjadi milik
panitia sepenuhnya” kebayang nggak jika ide baru itu digunakan oleh para
pihak yang ingin mengambil keuntungan sepihak.
Tapi itu tidak semuanya, mungkin karena saya pernah pengalaman
beberapa kali menceritakan gagasan yang menarik untuk dicetuskan menjadi sebuah
bisnis pada orang yang punya capital. Pengennya sih dia bisa menginvestasikan
uangnya untuk usaha itu, tapi justru sebaliknya. Dialah yang menggunakan ide
itu sendiri. Payah kan….
Sudah ngerti kan seberapa pentingnya sebuah ide itu, mari perbanyak
membaca buku untuk menemukan banyak wawasan dan sudut pandang baru.
Follow @badi_uzzaman
Semarang, 19 Oktober 2013
Post Comment
EmoticonEmoticon